Kamis, 04 Juni 2009

tumbuhan lumut dan paku

LUMUT

Lumut merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut (sphagnum sp.).

Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkaren aitu tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus (Kormofita).

Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof.

Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut.

Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).

Pada tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut Anteridium yang
menghasilkan Spermtozoid
b. alat kelamin betina disebut Arkegonium yang
menghasilkan Ovum

Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).

Gerakan spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur.

Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
- Vaginula (kaki)
- Seta (tangkai)
- Apofisis (ujung seta yang melebar)
- Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela (jaringan dalam kotak
spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.

CONTOH-CONTOH SPESIES LUMUT

a. Kelas HEPATICAE (lumut hati) :
Marchantia polymorpha >> bentuknya pipih seperti pita, dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis.

b. Kelas MUSCI (lumut daun) :
- Sphagnum fimbriatum
- Sphagnum acutilfolium
- Sphagnum squarrosum
- Sphagnum rup

TUMBUHAN PAKU

Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi.

Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara.

Daftar isi:
1. Morfologi
2. Daur hidup (metagenesis)
3. Klasifikasi
4. Lihat pula
5. Catatan kaki

Tumbuhan paku (Pteridophyta)
Polystichum setiferum
Polystichum setiferum
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Pteridophyta
Kelas

PsilotopsidaEquisetopsida
Marattiopsida
Polypodiopsida

1. Morfologi

Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk. Sering dijumpai tumbuhan paku mendominasi vegetasi suatu tempat sehingga membentuk belukar yang luas dan menekan tumbuhan yang lain.

2. Daur hidup (metagenesis)

Protalium (panah merah) dengan tumbuhan paku muda

Daur hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua fase utama:gametofit dan sporofit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk fase sporofit karena menghasilkan spora. Bentuk generasi fase gametofit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium), yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar (tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun. Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium (archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur). Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh menjadi tumbuhan paku baru.

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih jauh sehingga tahap gametofit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi benang sari atau kantung embrio.

3. Klasifikasi

Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati, lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae), termasuk di dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat (Lycopodiinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.

Smith et al. (2006)[1] mengajukan revisi yang cukup kuat berdasarkan data morfologi dan molekular. Berdasarkan klasifikasi terbaru ini, Lycophyta (rane, paku kawat, dan Isoetes) merupakan tumbuhan berpembuluh yang pertama kali terpisah dari yang lain, sedangkan paku-pakuan serta tumbuhan berbiji berada pada kelompok lain. Selanjutnya terlihat bahwa semua kormofita berspora yang tersisa tergabung dalam satu kelompok besar, yang layak dikatakan sebagai anggota divisio tumbuhan paku (Pteridophyta). Dari hasil revisi ini juga terlihat bahwa sejumlah paku-pakuan yang dulu dianggap sebagai paku primitif (seperti Psilotum) ternyata lebih dekat berkerabat dengan paku tunjuk langit (Helminthostachys), sementara paku ekor kuda (Equisetum') sama dekatnya dengan paku sejati terhadap Marattia.

Dengan demikian, berdasarkan klasifikasi baru ini, tumbuhan paku dapat dikelompokkan sebagai berikut.

Divisio: Lycophyta dengan satu kelas: Lycopsida.

Divisio: Pteridophyta dengan empat kelas monofiletik:

Divisi terakhir ini mencakup semua tumbuhan yang biasa dikenal sebagai paku sejati. Berikut adalah klasifikasi lengkap menurut Smith et al. (2006):

Kelas Psilotopsida
Bangsa Ophioglossales
Suku Ophioglossaceae (termasuk Botrychiaceae, Helminthostachyaceae)
Bangsa Psilotales
Suku Psilotaceae (termasuk Tmesipteridaceae)
Kelas Equisetopsida [=Sphenopsida]
Bangsa Equisetales
Suku Equisetaceae
Kelas Marattiopsida
Bangsa Marattiales
Suku Marattiaceae (termasuk Angiopteridaceae, Christenseniaceae, Danaeaceae, Kaulfussiaceae)
Kelas Polypodiopsida [=Filicopsida, Pteridopsida]
Bangsa Osmundales
Suku Osmundaceae
Bangsa Hymenophyllales
Suku Hymenophyllaceae (termasuk Trichomanaceae)
Bangsa Gleicheniales
Suku Gleicheniaceae (termasuk Dicranopteridaceae, Stromatopteridaceae)
Suku Dipteridaceae (termasuk Cheiropleuriaceae)
Suku Matoniaceae
Bangsa Schizaeales
Suku Lygodiaceae
Suku Anemiaceae (termasuk Mohriaceae)
Suku Schizaeaceae
Bangsa Salviniales
Suku Marsileaceae (termasuk Pilulariaceae)
Suku Salviniaceae (termasuk Azollaceae)
Bangsa Cyatheales
Suku Thyrsopteridaceae
Suku Loxomataceae
Suku Culcitaceae
Suku Plagiogyriaceae
Suku Cibotiaceae
Suku Cyatheaceae (termasuk Alsophilaceae, Hymenophyllopsidaceae)
Suku Dicksoniaceae (termasuk Lophosoriaceae)
Suku Metaxyaceae
Bangsa Polypodiales
Suku Lindsaeaceae (termasuk Cystodiaceae, Lonchitidaceae)
Suku Saccolomataceae
Suku Dennstaedtiaceae (termasuk Hypolepidaceae, Monachosoraceae, Pteridiaceae)
Suku Pteridaceae (termasuk Acrostichaceae, Actiniopteridaceae, Adiantaceae, Anopteraceae, Antrophyaceae, Ceratopteridaceae, Cheilanthaceae, Cryptogrammaceae, Hemionitidaceae, Negripteridaceae, Parkeriaceae, Platyzomataceae, Sinopteridaceae, Taenitidaceae, Vittariaceae)
Suku Aspleniaceae
Suku Thelypteridaceae
Suku Woodsiaceae (termasuk Athyriaceae, Cystopteridaceae)
Suku Blechnaceae (termasuk Stenochlaenaceae)
Suku Onocleaceae
Suku Dryopteridaceae (termasuk Aspidiaceae, Bolbitidaceae, Elaphoglossaceae, Hypodematiaceae, Peranemataceae)
Suku Lomariopsidaceae (termasuk Nephrolepidaceae
Suku Tectariaceae
Suku Oleandraceae
Suku Davalliaceae
Suku Polypodiaceae (termasuk Drynariaceae, Grammitidaceae, Gymnogrammitidaceae, Loxogrammaceae, Platyceriaceae, Pleurisoriopsidaceae)

pinense
Semuanya dinamakan lumut gambut dan sering disterilkan dan digunakan orang sebagai pengganti kapas.


tanaman biji tertutub dan biji terbuka

ANGIOSPERMAE DAN GYMNOSPERMAE

(TUMBUHAN BIJI TERTUTUP DAN TERBUKA)

1. PENGERTIAN

Angiospermae
(tumbuhan biji tertutup)
adalah tumbuhan biji yang terletak
didalam daging buah. Pada tumbuhan biji tertutup, bakal buah kadang-kadang
bersama bagian lain dari bunga menjadi buah.

Contoh : tanaman
(manggis (barcinia mangostana L), padi (Oryza sativa L)

Ciri-ciri tanaman manggis
(morfologi manggis)

  1. Batang
    manggis berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak ke atas.
  2. Kulit
    batang tidak rata dan berwarna kecoklat-coklatan.
  3. Daun
    berbentuk bulat telur / bulat panjang.
  4. Tumbuhnya
    tunggal dan bertangkai pendek..
  5. Struktur
    helai daun tebal dengan permukaan berwarna hijau, mengkilap.
  6. Organ
    generatif tanaman manggis antara lain bunga, buah dan biji.
  7. Organ
    vegetatif meliputi akar, batang dan daun yang berfungsi sebagai alat
    pengambilan, pengolah, pengangkut, pengedar dan penyimpanan makanan.

Klasifikasi manggis :

Kingdom : plantae

Divisi : spermatophyta

Sub-divisi : angiospermae

Kelas : dicotyledoneae

Ordo : guttiferanales

Family : guttiferanales

Genus : garcinia

Species : garcinia
mangostana L.

Penggolongan
biji tertutup dikelompokkan menjadi dua golongan berdasarkan jumlah keping
bijinya. Keping biji tersebut merupakan daun lembaga yang disebut kotiledon.
Pengelompokkan tumbuhan biji tertutup adalah sebagai berikut.

  1. Tumbuhan
    berkeping dua (dikotil) adalah tumbuhan yang mempunyai dua buah keping
    biji. Kedua keping biji tersebut tampak jelas pada saat biji berkecambah.
    Ciri kelompok tumbuhan ini berkecambah dengan dua daun lembaga. Ciri-ciri
    tumbuhan dikotil tidak hanya dapat dilihat dari keping bijinya, tetapi
    dapat pula dilihat dari ciri-ciri lain, seperti bentuk daun, batang, akar
    dan bunganya.
  2. Tumbuhan
    berkeping satu (monokotil) adalah tumbuhan yang mempunyai satu daun
    lembaga berbeda dengan tumbuhan dikotil. Selain bijinya yang berkeping
    satu, tumbuhan ini pula dapat dikenali dari akar, batang, daun dan
    lembaga.

Penggolongan tumbuhan
monokotil, tumbuhan berkeping satu ini, digolongkan atas beberapa suku,
contohnya tanaman manggis (garcinia mangostana L)

Contoh : Padi (Oryza
Sativa L)

Ciri – ciri Oryza Sativa
L :

1. rumput berumput kuat, dari ruas
keluar banyak batang yang berakar tinggi 1,5 – 2 m.

2. Helaian daun berbentuk garis panjang
15-80 cm, tumbuh ke atas akhirnya ujung menggantung.

3. Hidup ditempat yang basah atau rawa.

4. Buah padi waktu masak berwarna
kuning.
Kadang-kadang kayu
pati kadang kayu perekat (ketan).

5. Lidah tumbuh kuat, panjang 1-4 mm
bercangap.

Gymnospermae
(tumbuhan biji terbuka)
adalah tumbuhan biji yang tidak meranggas, memiliki akar, batang, dan daun
yang sejati, serta memiliki bunga sebagai alat perkembangbiakannya. Tumbuhan
biji terbuka disebut juga tumbuhan biji telanjang karena bakal bijinya tidak
dibungkus daun buah atau bakal buah.

Contoh : Pakis Haji ( Cycas
rumphii)

Pakis Haji

Pakis haji
(cycas rumphii) merupakan tumbuhan biji terbuka yang berbentuk menyerupai pohon
kelapa. Daun berbentuk pita dan bertulang daun sejajar. Daun yang masih muda
menggulung seperti tumbuhan paku. Batangnya tidak bercabang.

Alat
perkembangbiakan pada tumbuhan pakis haji terpisah. Alat perkembangbiakan
jantan terdapat pada pohon jantan, sedangkan alat pembiakan berina terdapat
pada pohon betina.

Pakis haji
umumnya dimanfaatkan seabgai tanaman hias. Jenis lain dari tanaman pakis adalah
Zamia.

Pakis haji atau populer
juga dengan nama sikas adalah
sekelompok tumbuhan berbiji terbuka
yang tergabung
dalam
marga pakishaji atau Cycas dan juga merupakan satu-satunya genus dalam
suku pakishaji-pakishajian (Cycadaceae). Masyarakat awam di Indonesia mengenal
pakis haji dari beberapa spesies yang biasa ditanam di taman-taman menyerupai palem,
yaitu C. rumphii, C. javana, serta
C. revoluta (sikas Jepang
). Di dalam klasifikasi, ganggang biru
digolongkan kedalam Divisio Cyanophyta.

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Chycadophyta

Kelas : cycadopsida

Ordo : cycadales

Famili : Cycadaceae Persoon

Genus : Cycas L.

Ciri – ciri Umum :

  • tipe
    sel: sel Prokariotik (sama dengan bakteri)
  • Uniseluler
    dan Multiseluler
  • Memiliki
    pigmen fikosianin
  • Klorofil
    tidak di dalam kloroplas, tetapi tersebar di seluruh sitoplasma

Pakis haji berhabitus mirip palem, namun sebenarnya sangat jauh kekerabatannya. Kemiripan
ini berasal dari susunan anak daunnya yang tersusun berpasangan. Semua pakis
haji berumah dua (dioecious) sehingga terdapat tumbuhan jantan dan
betina. Serbuk sari dihasilkan oleh tumbuhan jantan dari runjung
besar yang tumbuh dari ujung batang. Alat betina mirip daun dengan biji-biji tumbuh dari
samping. Alat betina tumbuh dari sela-sela ketiak.